Beginning is (emang) Hard

Bakar kapalnya!
Potong tali jembatannya!
(saya, 25 juni 2008)

Terinspirasi dari Thariq bin Ziyad (update july 2nd) yang berhasil menaklukkan Andalusia. Cara beliau memotivasi dengan membakar kapal yang seharusnya bisa membawa ia dan pasukannya kembali ke negeri asalnya untuk memberikan hanya dua pilihan untuk dirinya dan pasukannya : menaklukkan atau ditaklukkan. Karena manusia akan mengeluarkan usaha terbaiknya ketika hanya punya dua pilihan : hidup atau mati. Maka saya, yang bertekad 'menaklukkan' kota Semarang ini, walau mungkin bukan hidup atau mati yang saya pertaruhkan disini, menjejalkan dalam-dalam di kepala ini dua kalimat diatas (Bakar blabla.. dan Potong blabla..). Agar tak ada lagi jalan untuk mundur dan lari dari sini.

Memang bukan hidup-mati yang saya pertaruhkan disini, di kota ini, sekarang ini. Tapi mungkin inilah awal dari dimulainya hidup saya. A brand new life? Maybe?
Beberapa bulan kemarin ketika dalam pemagangan saya mungkin masih bisa 'ngabur' ketika ingin kabur. Tapi sekarang, tak bisa lagi. Saya pegawai kini. Harus bertanggung jawab atas ini.

Tapi.. Permulaan memang tak mudah. Payah ya. Harusnya saya bilang "susah, tapi bisa" daripada "bisa, tapi susah".

Saya mencoba untuk tidak membuat gambaran-gambaran ideal kehidupan baru saya di Semarang dengan status baru sebagai seorang pegawai pemerintah ini. Bukan berarti saya tak punya mimpi. Tapi mengetahui bahwa makin banyak keinginan semakin besar peluang kekecewaan dan ketidaksyukuran. Saya tak mau terlalu terobsesi --fyi, saya punya kecenderungan menjadi perfeksionis--. Saya hanya ingin melakukan terbaik yang saya bisa. Melakukan yang harusnya saya lakukan. Teringat doa yang sempat terucap mengiringi keberangkatan saya ke kota Semarang, 'Allah.. Semoga keberadaan saya di kota ini bermanfaat untuk dakwah, tak sekedar menambah populasi..'. Berbagai paradigma di benak saya. Bahwa mulai sekarang ini adalah saatnya mengaplikasikan semua teori yang pernah didapat. Bahwa saya sekarang adalah bagian dari masyarakat. Bahwa saya harus bisa diterima. Membaur tapi tidak melebur. Bahwa saya harus bermanfaat. Bahwa saya tak mau jadi biasa-biasa saja. Bahwa saya tak mau menjadikan kesibukan menjadi pegawai sebagai alasan untuk tak lagi bergerak. Bahwa saya ingin kembali merasakan kelelahan 'di jalan ini'. Rasa lelah yang nikmat. Lelah yang dulu itu. Lelah hingga tulang-tulangku ngilu, mataku berat. Lelah tapi nikmat.

Nyatanya, segalanya kadangkala tak semudah yang dikira.

"Kapan saya ditempatkan di seksi?"
"Kapan saya benar-benar bekerja?" (tragis, ternyata saya punya gambaran ideal apa yang disebut bekerja, karena sekarang di kantor walau belum ditempatkan secara definitif di salah satu seksi --Nota Dinas belum keluar-- tapi saya ga nganggur)
"Kenapa saya ga nyambung dengan obrolan mbak-mbak ini ya..?"
"Kenapa mereka ngomongin dibelakang kayak gitu?"

Semua-semua itu berakumulasi di kepala. Dan akhirnya malam ini semua pertahanan susah payah saya bangun itu runtuh. Saya mengerdil..

Lama.. dan baru saya tersadar. Beginning is always hard. Susah, tapi BISA!

"Bukankah kesedihan akan menjadi masa lalu pada akhirnya
Bukankah ketegaran lebih indah dikenang pada akhirnya"
(mbak azimah)

*sebuah kelegaan setelah menulis semua ini*

Sudah tak bisa (dan tak mau) mundur lagi!

--thx to twunxcay yang menelpon malam tadi--
edited by me 30 Juni 2008 12:27 pm

Muphly Lummy*

Di wonosobo saya sekarang. Beruntunglah hidup di jaman ini yang bepergian jakarta-wonosobo bisa dilakukan dalam rentang waktu 'hanya' 10 jam (kalo jalanan ga terlalu rame) hingga 12 jam (plus bonus macet-macet).

Pulang ke rumah. Hanya untuk menjumpai sang Ibunda yang super itu. Eh, sekaligus transit sebelum berangkat dan memulai kehidupan baru di Semarang! (^^x)

Jadilah sejak Senin pukul 03:00 dini hari (jam segini saya sampai di wonosobo) hingga saat ini, berdua Ibu di rumah.

Ini cerita saya selama beberapa hari bersama Ibu.

[Ibu, Ayat-Ayat Cinta Dan Cadar]

Sudah baca novel Ayat-Ayat Cinta (AAC)? Sudah nonton pelemnya? Saya belum baca itu novel tapi kalau pelemnya sempat liat sedikit dari laptop mbak Choy ketika bertandang mengganggu ketentraman kost sang mbak di pjmi (^^x). Dari nonton yang sebentar itu --walau belum tau cerita versi novelnya-- saya berkali-kali protes 'Lho! Ngapain Fahri sama Maria berdua di pinggir Sungai Nil!' 'Lho! Kok Fahri nyentuh tangan Aisha!' 'Lho! Aisha pakai cadar tapi kok suaranya lembut merayu gitu!' dan 'Lho!' yang lain. Tapi karena pernah baca Behind The Scene nya AAC dan perjuangan keras sang sutradara untuk melaksanakan kata-kata sang ibunda "Kalau kamu sudah bisa buat film, buatlah film tentang agamamu", saya hargai anda pak sutradara.

Saya belum, apakah ibu saya sudah nonton ini film? Entahlah. Yang jelas beliau pernah menyebut-nyebut judul film ini.

Mencermati AAC, kesuksesan film ini --dan seperti biasa selalu terjadi di negeri ini ketika sesuatu tengah booming-- berbuntut dengan dibuatnya film ataupun sinetron ataupun segala hal berbau AAC. Terbukti, ada film Mengaku Rasul (MR) dan sinetron Munajah Cinta (MC). Teringat percakapan semalam antara Ibu dan Budhe saat kebetulan nonton MC di tempat Mbah Kakung.
"Jangan-jangan bentar lagi ada kerudung model khumaeroh (tokoh wanita di MC)" sang ibunda
"Emang udah ada" sang budhenda
Padahal sinetron itu baru tayang beberapa episode. Cepat sekali masyarakat merespon.
Apa kesamaan AAC, MR dan MC? Jilbab besar dan cadar.
Mengkorelasikan kecepatan respon dan kehebohan AAC-syndromme plus jilbab besar dan cadar. Maka pantas lah saya berharap masyarakat akan merespon cepat sang jilbab besar dan terlebih cadar sehingga tak lagi merasa 'ketakutan' pada muslimah yang mengenakan itu.

Inilah kawan, yang ingin saya ceritakan. Malam kemarin, saya bersama Ibu di kamar. Saya tengah menjajal bergo item pemberian orang tua murid tempat saya mengajar privat. Bagus, kata Ibunda. Lalu saya iseng berbuat sedemikian rupa sehingga si bergo itu menutupi pula separuh muka dari hidung. Saya bercadar! Hehe. Saya tunjukkan ke Ibu. Tahu apa kata beliau?
"Mbak, jangan pakai cadar ya, Ibu ga mau"
Saya hanya senyum-senyum saja. Dalam hati, 'ibu ada-ada aja'
'Ternyata kecepatan respon terhadap kebaikan tak secepat terhadap keburukan'.
Walau sebenarnya, sang ibunda memang bukan tipe orang yang gampang terbawa 'arus'.
Apakah saya hendak bercadar? Allahua'lam (^^x).
Kesimpulannya : sepertinya ibu saya belum nonton AAC. Hehe.


[Ibu, Dingin dan Es Krim]

Apa kata anda untuk orang yang makan es krim saat udara dingin? Hebat, mungkin? Atau malah, bodoh? Tafadhol, pilihan ada ditangan anda. Hehe. Ga penting ya (^^x).
Yang jelas saya ada di wonosobo saat ini. Sebuah kota berudara dingin. Secara gunung gini. Jadilah saya seorang yang 'anggun' (=anak nggunung, hehe). Dan tahukah? Saya baru nyadar dinginnya kota ini setelah sempat kuliah di jakarta. Hoho, badaknya. Tapi dinginnya ini yang saya suka : kalau mandi berasa sangat mandinya, secara airnya dingin gila. Hihi. Tapi saya suka. Pokoknya suka.

Sore hari ini saat suasana mulai petang Sang Ibunda pulang dari bekerja. Saya sudah siapkan segelas teh hangat tawar (gulanya abis soalnya) plus air hangat untuk beliau mandi. Ibu pulang hampir jam lima.
"Nih Ibu bawain jajan buat kamu" sambil meletakkan kantong plastik hitam beserta apa didalamnya diatas meja.
Saya buka lah.
"Es krim!" senyum lebaaaar ^______^
Es krim coklat stroberi yang langsung saya gasak beserta roti coklat.
Anda sebut apa orang seperti saya? Hehe.

*Terinspirasi dari Shel Silverstein, penulis 'Runny Babbit: A Billy Sook'

Untukmu, Air..

Orang yang terlihat paling tegar sebenarnya adalah orang yang paling membutuhkan bantuan

Apa klausul ini berlaku juga untukmu?
entahlah
yang pasti yang kulihat pada dirimu
tegar, namun pada saat yang sama, rapuh

Kukira aku memahamimu
kukira ceritamu berarti kau mempercayaiku
kukira kau merasakan kedekatan hati sepertiku
tapi teringat kata-katamu
kau tak akan pernah mempercayai persahabatan
"ga ada itu!"

Bagaimana dengan persaudaraan?
tetapkah kau tak percaya?
persaudaraan karena Allah
bertemu dan berpisah karena Allah
mencintai dan membenci karena Allah

Sedih
saat kau bilang kau sendirian
mungkin memang sepi
tapi kau tak pernah sendiri..
atau mungkin aku yang terlalu disibukkan dengan duniaku sendiri
hingga kau merasa sendiri

"Manusia bahagia bila ia mau membuka diri
untuk merasakan betapa ia dicintai"

"orang yang berani bukanlah orang yang tak punya rasa takut
tapi orang yang bisa mengatasi rasa takutnya"

Hidup ini adalah tentang menjadi berani
berani mencintai berarti berani kehilangan
berani bertemu berarti berani berpisah
mungkin kita tak akan merasakan sakitnya kehilangan ataupun beratnya perpisahan
tapi itu berarti kita tak akan merasakan indah pertemuan dan kecintaan

Dan yang terbaik,
semua karena Allah

----

For a sister who call herself "water"
afwan untuk membuatmu tak nyaman
afwan untuk membuatmu sendirian

Kau tau?
aku berkaca banyak darimu
tentang kemauan
tentang ketekunan
tentang keceriaan
tentang kemarahan
banyak hal darimu

tetaplah tegar
tetaplah bahagia

"... hanya Allah tujuan"

Semarang Aku Datang

Setelah tujuh bulan dalam pemagangan, SK Penempatan Laskar STAN 2007 keluar juga. Kata kawan-kawan, secara psikologis kita semua ga siap untuk penempatan hari ini (kamis 19 juni kemarin). Secara.. gosip-gosip penempatan sudah mulai tak terdengar sejak akhir mei lalu. Dan ternyata, keluarlah sang SK itu. Ga ada itu firasat-firasat (saya lho).

Ceritanya gini :
Pukul 09.00-an sambil ngantuk-ngantuk saya ngerjain tugas saya, membuat pengantar SPT yang sudah direkam untuk dilempar ke ruang arsip. Di sebelah saya, Fajar, merekam SPT sembari buka mIRC+kepegawaian+frienster plus blog di intranet (atau kebalik ya? Hehe). Tiba-tiba itu orang terpekik "Q! SK penempatan!"
Panik lah dia, mana loadingnya lama.
Orang-orang di seksi PDI tempat kita magang yang mendengar pekikan-pekikan Fajar mendekati meja kita berdua. Bertanya-tanya mungkin. Orang satu seksi mendekat semua! Rame.
"Kirain ada apa, fajar teriak-teriak gitu, ternyata penempatan to"
"Q2 dapet mana?"
"Belum tahu bu, ni lagi diliatin"
Saya sibuk menjawab pertanyaan ibu-ibu, bapak-bapak.. Sementara sang teman itu sibuk buka-buka SK sambil telfon dan teriak-teriak kecil (?) "Gue gemetar..! Gue dimana ni?"
"Udah Jar, ctrl+F aja!" saran seorang ibu, sepertinya beliau jadi ga sabar melihat si Fajar yang panik-panik itu.
"Q2 dimana?"
"Fajar dimana?"
"Bagus?"
Wuih..

Riweuh.
Kantuk yang tadi sempat menyerang sudah kabur entah kemana.
Akhirnya..

Jadi gini, ada tujuh magang-ers di kantor ini. Dua orang dari spes Akuntansi, lima dari Administrasi Perpajakan. DIII semua.
Saya di KPP Madya Semarang, Fajar di KPP Palangkaraya, Unggul di Bandar Lampung, Akhfa di Pontianak, Akmal di Pratama Binjai (Bintaro Jaia, hehe, bukan dinx), Bagus dan Anif di Timika.

Bermacam-macam reaksi. Ya, hanya ada dua pilihan : ikhlas menerima penempatan atau belajar untuk ikhlas. Kalau susah, belajar menerima yuk, toh, SK penempatan ga bisa berubah. Kecuali ada force majeur kali ya ^.^
Jangan pernah membatasi diri dengan memaksakan apa yang seharusnya menurut kita. Lagipula, sebenarnya kita tidak benar-benar tahu apa yang terbaik untuk kita. Allah tahu. Rencana Allah pasti indah.

Untuk yang penempatan di nun jauh sana, mungkin tak ada guna saya ngomong seperti ini, tapi, percayalah, andalah orang terpilih itu. Mungkin dengan ini Allah sedang memulai mengubah anda yang tadinya kuningan menjadi emas.

Ada kalimat bagus yang saya baca di forum DSH,
"Hilangkan syarat kesyukuran, maka bersyukur akan menjadi lebih melegakan"

Alhamdulillah. InsyaAllah ini yang terbaik.

Sudah saya telfon ibu (supermum), mbak Iin, mbak Ita, nduk Liyux, bulik yang baru sembuh dari Cikungunya, Petta (eh, Petta yang telfon dinx). Terus ditelfon sama Retno (heran, kabar penempatan cepet banget sampai di anak-anak BPK), Qistwunx, Hegar di Jogja, Hastin di Semarang, mbak Iin, mas Amin. Di sms Arif_kanewt, Asep, Husein, Mb Elis, Ratih_tDO, Sandhi, tata..

Terima kasih
*yang ga kesebut afwan*

Semarang!
Hingga dua tahun kedepan.
InsyaAllah

Inginku - Benci

orang-orang bergerak
bertarung dengan kesibukan masing-masing
dan aku?
hanya disini

benci

kau sibuk mencela
meributkan yang katanya hakmu
harusnya kau bisa dapat lebih besar
katamu
sementara aku repot dengan pikiranku sendiri
inginku meningkatkan kapasitas diri
hoi!
aku disini!
Tidakkah terlihat oleh kalian?

benci

benci

menyingkir pilihku

tahukah apa yang terlihat olehku saat ini?

Langit luas

oke
tempatku disini
mungkin belum saatnya aku unjuk diri
tapi kuyakin aku berarti

iyakah?

ketika kecerobohan bertemu dengan ketidakjujuran

Pernahkah anda berpikir apa yang akan terjadi apabila kecerobohan ‘dipertemukan’ secara tidak sengaja dengan ketidakjujuran? Yang saya maksud ini adalah kecerobohan dan ketidakjujuran yang masing-masing berdiri sebagai entitas yang mandiri. Tentunya bukan pertemuan yang mengharu biru yang akan dihasilkan dari pertemuan tersebut. Bukan pula pertemuan dramatis layaknya seorang anak dan orang tua yang terpisah sejak lama.

Ada sebuah rumusan sederhana yang tentang ini,

kecerobohan + ketidak jujuran = menyesakkan

Kebenaran rumusan ini sudah saya buktikan sore kemarin. Sungguh menyesakkan ketika potensi kecerobohan yang ada dalam diri saya dipaksa bertemu dengan ketidakjujuran seorang sopir angkot. Kecerobohanlah yang membuat saya membayar ongkos yang harusnya Rp2.000,00 saja menjadi Rp6.000,00. Saat itu saya membayar dengan menggunakan selembar uang kertas Rp5.000,00 lusuh dan dua keping logam Rp500,00. Kok bisa? Bisa. Karena saya mengira uang lima-ribuan itu adalah selembar uang Rp1.000,00! Dan parahnya sang sopir angkot tersebut membiarkan saja. Entah karena tidak menyadarinya atau justru bersorak gembira atas kebodohan seorang penumpangnya.

Menyesakkan kala itu..

*Sekarang sih udah biasa aja ^^


tabayyun..

Hari ini membuka sebuah forum diskusi. Tetap bersikukuh untuk tidak ikut masuk didalamnya. Saya buka forum bertajuk –IPTEK–. Terlihat sebuah topik yang menarik perhatian saya.

Topik: Amerika pernah gak sih ke Bulan?
(Wedew.. ketahuan deh forum apa yang saya maksud ^^)

Ramai. Diskusi sudah berjalan hingga 16 halaman! Saya lihat tanggal dimulainya topik ini, 21 Januari 2008. Saya klik juga halaman ke-16 nya, 30 mei 2008, sodara-sodara! Panjaaaa…ng dan Laaaaa..ma..

Mencermati .
Ada yang pro, ada yang kontra. Yang kontra bilang, kalau Amerika sudah pernah mendaratkan astronotnya ke bulan pada tahun 60-an harusnya hingga tahun 2008 sekarang ini Amerika sudah bisa melakukannya berkali-kali atau minimal dibuatlah stasiun penelitian di bulan sono. Yang pro bilang, buat apa berkali-kali ke bulan, ga ekonomis, butuh biaya banyak (fyi, konon Amerika menghabiskan hingga $100 juta untuk proyek ke bulan itu), lagipula tujuan Amerika mendarat ke bulan saat itu kan untuk mengalahkan dominasi Soviet di luar angkasa, tujuan sudah tercapai kala itu, buat apa lagi?
Keren lah diskusi ini, bahasa-bahasa ilmiah berhamburan di sana-sini. Walau ga semuanya saya ngerti. Om Futakuokanaba lah jagoannya. Lebih lengkapnya masuk saja ke http://10.254.4.4/ ^^

Bukan. Saya bukan mau membahas ataupun menyimpulkan kebenaran tentang pendaratan Amerika ini. (Omong-omong tentang ini, saya juga punya buku berjudul Manusia Tidak Pernah Mendarat di Bulan terbitan Grasindo, saya beli tiga tahun lalu di Sekretariat HIMAS STAN, dulu juga pernah dibedah di G103, tapi siapa si pembedahnya saya kurang tahu –keabisan tiket pas mau ikutan acara bedah buku ini–. Ups! OOT-nya panjang bener..)

Sebuah hal menarik yang saya temukan dari diskusi panjang itu (plus satu topik diskusi bertajuk HOAX) adalah sebuah kesadaran akan kedunguan saya selama ini. Dan sebuah pengakuan akan kebenaran surat cinta-NYA. (Catet: NYA! bukan nya!)

Kedunguan yang saya atau mungkin pernah anda-anda lakukan: terjebak berita-berita yang beredar di Internet! Ingat sms merah? Ingat celebrity taxi? Ingat wahana tornado di dufan yang (katanya) memakan korban? Kota manokwari akan dijadikan kota injil? Betapa mudah ya membuat hidup orang lain menjadi tak tenang. Hanya dengan membuat sebuah berita-bohong-yang-dikemas-agar-terlihat-ilmiah dan menyebarkannya melalui email, buletin FS ataupun sms. Jangan-jangan saya, anda, kita secara sengaja-tak-sengaja (entah memang ga tau atau pura-pura ga tahu) ‘berperan aktif’ menyukseskan penyebaran HOAX itu? Teringatlah saya pada sebuah baris surat cinta-NYA yang saya dapatkan di sebuah forum cinta: Al Hujurat 6!

“Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasik membawa suatu berita, maka periksalah dengan teliti (tabayyun), agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu”

Ternyata kuncinya adalah : tabayyun! Konfirmasi kawan.. Jangan asal percaya kabar-kabar yang datang pada kita. Cek terlebih dulu. Apalagi untuk berita-berita rawan yang menyangkut orang lain.

Kalau kata om futakuokanaba “Cari aja sumber validnya dulu, agar bisa mempercayai atau tidak mempercayai sesuatu”.

Jadi, kalau anda menerima forward-an email entah itu emailDJP (hehe), email di yahoo! ataupun message di friendster. Baca baik-baik, teliti apakah isinya masuk akal, setelah anda yakin, baru teruskan pada kawan anda. Agar tak membuat hidup kawan anda menjadi tak tenang. Hehe.

Sekian! ^^


*Buat Futakuokanaba, afwan mengutip tanpa permisi.

Powered by Blogger