after two weeks
Dua minggu magang. Saya mulai terbiasa. Dengan jauhnya, dengan mahalnya, dengan capeknya, dengan orang-orangnya, dengan kerjaannya.
Kantor tempat saya magang ini unik. Spesial untuk orang-orang spesial (macam saya hehe). Kantor baru (baru pindah), belum ada komputer (ada sih, tapi belum terpasang ^^), AC nya berasa kipas angin (maksudnya? Angin doang ga kerasa dingin nya ^^) – alhasil setiap hari berasa di sauna, mandi keringat – , lsp (lan sakpiturute, hehe, kosakata ini saya dapet dari pelajaran bahasa jawa jaman SMP dahulu kala).
Saya seorang dengan kemampuan adaptasi yang lumayan buruk. Saat masuk ke lingkungan baru biasanya saya butuh waktu lebih lama dibanding orang lain untuk bisa merasa nyaman disitu. Memasuki lingkungan baru adalah pekerjaan melelahkan. Ini saya alami sejak jaman SMP, tapi baru saya sadari beberapa tahun lalu. Begitu juga saat magang ini. Dari tujuh orang magangers, saya satu-satunya wanita. Saya dari jurusan Akuntansi (ada satu teman lagi sih yang dari Akuntansi), dan saya magang di Kantor Pajak. Hari pertama di kantor (yang saat itu masih berlokasi di Mayestik, belum pindah ke Sudirman) kami ditugaskan untuk mengurutkan SSP (Surat Setoran Pajak) berdasarkan NPWP. Padahal, seumur-umur baru pertama kali itulah saya melihat wujud asli SSP.. Hari-hari selanjutnya (setelah pindah di Sudirman), saya dan magangers berkutat dengan SPT (Surat Pemberitahuan) – sobek-sobek SPT lah, melipat-lipat lah, masukin ke amplop lah – yang juga baru pertama kali saya lihat. Makhluk-makhluk asing itu.. (SPT PPh – potput, badan, ... – puyeng..).
Setiap pagi selama hampir dua minggu pertama, saya memulai hidup saya dengan pikiran yang suram. Mellow syndromme. Berangkat pagi, kejar kopaja 613 (angkot murah dengan fasilitas lengkap : macet, besi tua, rokok). Saya berangkat sebelum jam06.00 dan kalau beruntung saya bisa sampai di kantor jam07.30. Kalau sedang tidak beruntung? Telatlah saya. Padahal absensi di kantor tak lagi manual, tapi fingerprints.. Walau begitu saya toh tetap berusaha menikmati, dengan tidur sepanjang perjalanan! Untunglah saya tak berlama-lama berhubungan dengan kopaja 613, saya sempat pindah ke lain hati, metromini 74, yang (sedikit) lebih cepat. Dan setelah kantor pindah ke Sudirman, mau tak mau saya beralih ke Sudirman Express (kereta orang kaya, kata teman seperjuangan saya). Dengan ongkos yang delapan-ribu-rupiah satu kali berangkat, hampir membuat saya jatuh miskin. Untunglah kemiskinan tak jadi menimpa saya, setelah saya memaksa diri ini untuk tetap menjalani profesi lama, ngajar privat. Yup. Tiga kali dalam satu minggu, meng-hajar (hehe) dua anak SMP.
***
Dan sekarang, genap dua minggu. Saya mulai bisa tersenyum leba..aar ^_____^. Magang ini mulai menyenangkan.
Bismillah..
Thx to :
Allah SWT (U’re the Greatest)
-supermom- dan supersists
Pak Bams (untuk petuahnya dan jokjay nya hehe) dan ol crews
Jeung Fajar dan Bu Unggul (teman seper-pulangan dan se-pergian, hehe)
Akhfa dan Akmal
Jou (tiada hari tanpa kejadian memalukan)
qistwunx (yg nawarin bis pajak)
0 Response to "after two weeks"
Post a Comment