Calo, Kereta dan Pulang (part one)
Everything's changing. Libur empat hari yg dulunya (saat saya masih berstatus mahasiswa) terasa singkat dan tidak mungkin dipakai untuk pulang kampuang, nyatanya sekarang (setelah berstatus calon CPNS) terasa cukup lama hingga saya memutuskan pulang k wonosobo. Ini tentang libur tgl 20 s.d. 22 maret 2008 tempo hari. Saya pulang!
Berbeda dg kepulangan-kepulangan saya yang biasanya dari lebak bulus dengan bus Sinar Jaya, kali kemarin saya naik kereta! Bareng-bareng teman seper-diklat-an di slipi, kita naik kereta ekonomi Bengawan(secara, lebih murah ^^) dari stasiun Tanah Abang.
Untuk mengantisipasi kemungkinan terburuk : ga dapet tempat duduk, diputuskan beli tiket dari calo! Harga lebih mahal, Rp50.000 dari harga normal yang Rp38.000. Hikz! Semoga tidak makin menyuburkan praktik percaloan..) Ba'da maghrib kumpul di halte depan pusdiklat. Kemudian melaju lah ke stasiun dengan Kopaja 16. Berlima. Ups! Ternyata kita lupa tidak memperhitungkan satu hal : jalanan macet! Secara, menjelang libur, tentunya para migran (hehe, istilahnya) di jakarta meluncur ke kampung masing-masing. Kopaja melaju perlahan.. perlahan.. perlahan.. sampai akhirnya totally-mandeg (boso opo to iki? Hehe).
Akhirnya diputuskan untuk jalan kaki. Bayangpun! Dari sekitar Mess Pemprov Riau sampe Tanah Abang! Sebenernya sempat ditawari untuk naek ojek, tapi ga usah lah, masih kuat ini. Semangadz!
Sampai di Stasiun Tanah Abang. Ternyata kita telat banget, dan tahukah... sang calo mengkhianati kita! Tiket yang harusnya jatah kita dijual ke orang lain (udah calo, khianat pula, dasarr..). Yasudahlah, ngantri tiket di loket. Tinggal tiket berdiri ternyata sodara-sodara sebangsa setanah air..! Oke, gapapa, jadi jalan kaki tadi adalah pemanasan sebelum berdiri sampai besok pagi..
Tiket sudah ditangan. Berlima masuk ke peron. Sempat dihadang sama bapak sang penjaga, dimarahin, "kereta penuh banget ga ada tempat lagi pulang aja tunggu kereta besok pagi". Nekat. Kita tetep turun k peron. Disambut dengan teriakan-teriakan pedagang asongan, "belakang kosong!". Spontan kita bergegas k gerbong belakang. Ternyata.. penuh sangat! Sampai gerbong paling belakang! Ga bisa masuk, beneran! Kosong dari Hongkong. Tapi bener juga kata abang asongan itu, belakang emang kosong, belakang gerbong paling belakang maksudnya. He_
Waaa..! Terancam ga bisa pulang..
**
(to be continued yeah..)
0 Response to "Calo, Kereta dan Pulang (part one)"
Post a Comment