Menikah Bukanlah Akhir
Saya suka mencatat kata-kata bermakna dari orang-orang di sekitar saya. Dan dalam forum ‘itu’ sering sekali saya temukan kata-kata indah. Suatu ketika di akhir tingkat tiga, ketika hampir di setiap penjuru forum kampus ramai dengan topik menikah, sang murobbi pernah berkata tentang pernikahan.
“Menikah itu bukan akhir dari segalanya”
Tahu Cinderella kan? Snow White? (Baru nyadar saya kalau ia bukan putri salju tapi ‘putih salju’!) Dan cerita-cerita putri-putri-an lainnya? Tahu apa kesamaan dari semua cerita itu? Penderitaan kehidupan yang dialami sang tokoh utama selalu berakhir dengan s-e-bu-a-h p-e-r-n-i-ka-h-a-n. They live happily ever after. Seakan-akan setelah menikah maka mereka akan hidup bahagia selamanya dan tak akan ada lagi penderitaan, kesedihan ataupun kepedihan. Pernah tak kalian membayangkan andai film cerita dari negeri dongeng macam Cinderella dan kawan-kawan dibuat sekuelnya, kira-kira akan jadi seperti apa ya? Mungkin sang pangeran nantinya akan mengejar-ngejar putri lain yang lebih menarik? Cinderella dan pangeran bertengkar lalu bercerai? Hehe. Mungkin saja kan?
Ada lagi kawan saya. “Menikah adalah solusi” adalah kata-kata yang sangat amat sering sekali diucapkan oleh seorang kawan saya setelah ia menikah. Sebut saja JouJou (bukan nama sebenarnya). Sepanjang hari, selama berbulan-bulan, sepanjang tahun (hehe, ga juga), sang kawan ini setiap kali ada kawan lain yang bercerita dalam sesi curhat forum ‘itu’ (qodhoya rowa’i) seringkali berkata dengan penuh semangat, “Solusinya adalah menikah!”. Tak peduli jenis permasalahan apa yang dihadapi. Pokoknya solusinya adalah menikah. Titik. Haha. Orang aneh. “Iya, bener, solusi buatmu tapi bukan buatku” kata saya waktu itu. Menikah belum tentu adalah solusi bagi semua orang, bisa jadi malah memunculkan masalah baru. Eh, tapi dalam kondisi ‘standar’ (temperatur nol derajat celcius dan tekanan satu atmosfer, hehe, kangen pelajaran kimia, heleh), menikah adalah memang sebuah solusi.
Tentang Cinderella itu, bukan berarti saya mau bilang kalau pernikahan akan selalu berisi kesedihan ataupun permasalahan baru dalam hidup lho ya. Hanya saja ‘hidup bahagia selamanya’ itu yang agak mengganjal. Kecuali ketika kita memberikan pemaknaan lain pada kata ‘bahagia’. Jika bahagia yang dimaksud adalah kebahagiaan menerima sang pasangan komplet dengan semua kebaikan dan kekurangannya dan komplet dengan baik-buruknya keluarganya (ketika menikah bukan hanya menikahi istri atau suami saja tapi juga menikahi seluruh keluarganya --ini kata mbak Asma Nadia lho--). Kebahagiaan karena menerima dengan ikhlas segala apa yang terjadi dalam pernikahan. Kebahagiaan karena pernikahan dilakukan dengan sebuah tujuan besar. Pernikahan yang disandarkan pada sesuatu yang tak lekang dimakan zaman (wui.. bahasanya). Dijalan Allah aku menikah. Hehe, bukan mau nyaingin Pak Cah (Cahyadi Takariawan, penulis buku Dijalan Dakwah Aku Menikah) lho ^^x.
Wuih, ada apa ini saya nulis tentang menikah? Bukan, bukan, bukan untuk saya. Saya menulis ini untuk beberapa saudari yang telah dan akan menikah. Spesial untuk kalian ukh..
Arum & Pak Evans (terimakasih undangannya, saya sangat menikmati hidangan walimatul ‘ursy nya, hihi ^^)
Mbak Tutik & Dino (Afwan ga datang ke walimah kalian, insya Allah terucap doa untuk kalian)
Irma & ...... (Afwan irma, smsnya kehapus, diriku ga hafal nama calon penyelamat-hatimu, hehe, Insya Allah akan kudatangi walimahmu jeng)
Barokallahu laka wa baroka ‘alaika wa jama’a bainakuma fi khoir..
buat aku..
menikah adalah awal..
iya, mbak joujou
(btw, kenapa namanya joujou seygh?)
ga da duit: solusinya menikah
rok kegedean: solusinya menikah
badan tambah kerempeng: solusinya menikah.
dasur...
btw, siapakah dirimu sebenarnya??
hahaha...
gilaaaa
@ orido
Bukan akhir = awal
Iyakah?
Hmm..
Dan beginning (bisa jadi) is hard
Hanya Allah tujuan
InsyaAllah lebih mudah
Iya tak?
@petta
operamini udah bisa lho nak
kalo aku ya setuju ama si joujou..he..he...Yang jadi masalah ya yang belum ngrasain ajahh..coba deh mbakyu febri menikah dulu, entar juga baru deh bilang kalo menikah solusinya...he..hee
ancang-ancang ngambil langkah seribu,,,lariiiiii
@ pak okebebeh
Iya pak,
Tar kalo udah nikah sy posting lg,
menikah adalah sebuah solusi.
---
Posisi kuda-kuda siap melempar dg batu di tangan a la anak-anak palestin B-)
Ayo mbak qt nikah..!
Ok, kanda, kapan siap?
Ane mw dateng k keluarga anti.
Huehehe...
Btw kagak d update2 blognya.
Postingannya jgn tlalu serius2 ah..
hmm..
joujou memang keren..pemikiran yang cerdas..
salut deh buat joujou..
menikah memang sebuah solusi..untuk hati yang rindu akan penyempurnaan sunnah Rasul.
ya kan, jeung...
(terimakasih undangannya, saya sangat menikmati hidangan walimatul ‘ursy nya, hihi ^^)
sama² terimakasih atas taushiyahnya.. benar, menikah bukan segalanya, tp segala²nya dapat dimulai dari menikah.. hehe.. mirip slogan apa ya?? ^^
ga update2 blognya ris. sibuk banget ya?
ga update2 blognya bu?
emg pegawai baru dah banyak kerjaan ya?
@ akupetta
Insya Allah dinda,
Datang saja ke rumah.
Huihihi.. Ga kebalik ya? ^^x
@ retno
Siap bu!
@ pak evanz
Slogan apa ya?
[pura-pura lupa padahal emang ga tau]
Hihi
Piss pak_
@ akar_membiru
Pegawai baru yg satu ini sibuk pak.
Hehe.
Sampun saya update pak.
Sumonggo.
Hmmm... baru nyadar..
Ternyata absen atasku di Diklat Prajab Gol II Periode II, BDK VII Cimahi (apa Cirebon?) toh... (^o^)
Di dsh, sipeg n tpp forum pake id watakushi??
Salam jitaq... (",)
Menikah bukanlah awal, bukan juga akhir, menikah ya menikah, giru aja repot !!!
:-)